Monday, December 22, 2014

Bunuh Diri Tanpa Sadar Ketika …

‘Hidup untuk kerja’ atau ‘kerja untuk hidup’? Pernahkah Anda menanyakan pertanyaan itu kepada diri sendiri? SHUHADA MANSOR berbagi beberapa cara kerja yang bisa dianggap membunuh diri sendiri tanpa kita sadar.


TAK PEDULI SAKIT

Istilah ‘workaholic’ atau terlalu pentingkan karir dalam kehidupan pasti ada dampaknya. Ini dibuktikan ketika penelitian dilakukan Yayasan Sains Nasional AS terkait isu ini.

Dilaporkan, sebanyak 26 persen penduduk Amerika Serikat tetap ke tempat kerja bahkan saat jatuh sakit, sementara 34 persen lagi hanya menunggu sampai rasa kritis sebelum memutuskan untuk beristirahat.

Tahukah Anda, kita terkena lebih 500 jenis bakteri di kantor setiap hari karena isu ini. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) memberi peringatan tentang ‘Sick Building Syndrome’ di mana situasi terjadi ketika beberapa pekerja mengeluh mengalami sintom sakit yang sama seperti sakit kepala, tenggorokan, rasa lesu dan tak bernyawa namun tidak ada penyakit khusus yang dapat diidentifikasi tentang.

MAKIN GEMUK

Menurut penelitian kesehatan di Australia, duduk seharian selama berjam-jam di kursi akan berdampak negatif pada fungsi metabolisme.
Ini berarti, kurang kalori yang dapat dibakar ketika kita duduk sekaligus membawa pada kenaikan berat badan dan masalah kesehatan seperti diabetes dan jantung.

Jangan terkejut, risiko kematian juga meningkat misalnya wanita yang duduk lebih dari enam jam sehari, berkemungkinan untuk mati adalah sebanyak 40 persen jika dibandingkan dari sesorang yang duduk kurang dari tiga jam sehari.

SAKIT ANGGOTA BADAN

Berdiri seharian terlalu lama juga berpotensi dampak buruk pada kita. Jika pekerjaan Anda mengharuskan posisi untuk berdiri lebih lama, ketahui bahwa kamu berpotensi untuk mengalami kesulitan peredaran darah, lemah anggota badan dan lenguh belakang. Biasanya hal ini biasa terjadi dalam dunia pekerjaan yang membutuhkan kamu untuk berdiri sepanjang waktu.

MATA MAKIN KABUR

Pernahkah Anda mendengar ‘Sindrom Penglihatan Komputer’? Ya, itu adalah gangguan untuk menggambarkan masalah terkait penglihatan disebabkan penggunaan komputer yang lama.

Bukan saja penglihatan kabur, kita juga akan terasa kering di bagian mata, pusing sampai ke tengkuk dan sakit di bagian bahu. Meskipun hanya sementara, coba beralih pandangan setidaknya satu jam sekali dari komputer.

TEKANAN

Organisasi Psikologi Rakyat Amerika (APA) menyatakan bahwa banyak yang tertekan di tempat kerja, pasti akan mengalami sintom fisik misalnya sakit dibagian kepala, kelelahan, lesu dan mual bahkan bisa terpengaruh dengan reaksi terkait emosi seperti marah.

Separuh dari jumlah responden yang diteliti selidik mengklaim pada awalnya mereka akan merasa tertekan kemudian mempengaruhi negetif pula pada produktivitas kerja. Centers for Disease Control and Prevention di negara itu turut menegaskan lebih banyak kamu tertekan dengan dumping kerja, lebih tinggi risiko cedera dan minus.

Jadi, hargai usia muda dengan melakukan kerja cara terbaik. Tidak perlu terlalu ‘memperbudak’ diri pada kerja. Jika pandai mengelolanya, pasti prestasi kerja dan kehidupan harian lebih terjaga. (my metro)

Din Akan Tampil di Ketoprak Dakwah

Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta berencana menggelar ketoprak dakwah.
Ketoprak yang menampilkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin ini menampilkan judul Jumedhuling Suryo Ora Tau Owah atau Raden Paku atau cerita tentang awal munculnya pergerakan Muhammadiyah.

Brisman HS, Sutradara Ketoprak Akbar PDM Kota Yogyakarta ini menjelaskan, acara akan diawali dengan suara adzan khas Masjid Kauman Yogyakarta. Setelah adzan baru dilakukan pementasan adegan demi adegan ketoprak dengan cerita Ratu Paku ini.

Brisman mengungkapkan Din Syamsuddin akan memerankan Ki Ajar yaitu seorang ulama besar di Kerajaan Blambangan. Din memiliki sejumlah santri yang diperankan H Haryadi Suyuti (Wali Kota Yogyakarta), Herry Zudianto (mantan Wali Kota Yogyakarta), H Immawan Wahyudi (Wakil Bupati Gunungkidul).
Selain itu, Kasiyarno (Rektor Universitas Ahmad Dahlan), Bambang Cipto (Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), Hj Sri Surya Widati (Bupati Bantul), H Hasto Wardoyo (Bupati Kulonprogo), H Sri Purnomo (Bupati Sleman), dan Aris Madani (Ketua PDM Kota Yogyakarta).

Meskipun menjadi tokoh agama, kata Brisman, Ki Ajar tidak berani berdakwah secara terang-terangan karena ada tekanan dari Kerajaan Blambangan. Bahkan sudah ada kasus yaitu suami isteri Syech Maulana Ishak dan Sekar Sembuyu diusir dari kerajaan tersebut karena diketahui menyebarkan agama Islam.

Syech Maulana Ishak diusir ke Negara Persia, sedang isterinya Sekar Sembuyu setelah melahirkan anak laki-laki diusir dari kerajaan Blambangan.
Anak laki-lakinya dibuang ke laut yang kemudian ditemukan Nyi Ageng Ternate (Yati Pesek). Anak laki-laki yang diberi nama Ratu Paku ini diasuh Nyi Ageng Ternate dengan ajaran agama Islam.

Nyi Ageng Ternate menginginkan agar Ratu Paku bisa melanjutkan pendidikan Islam yang lebih bagus. Kemudian ia mengirim Ratu Paku untuk belajar di Pondok Pesantren Sunan Ampel Surabaya.

Di Pondok Pesantren ini, Ratu Paku bersahabat dengan Maudun Ibrahim putra pimpinan Ponpes tersebut. Setelah dinilai sudah tamat, keduanya diminta untuk melanjutkan belajarnya ke tanah Arab.

“Namun untuk bisa melanjutkan pendidikan di Arab, Ratu Paku diminta untuk berpamitan kepada kedua orangtuanya. Ratu Paku menjadi bingung, karena dia tidak mengetahui siapa kedua orang tuanya.
Karena itu, dalam perjalanan mencari kedua orangtuanya, Ratu Paku melakukan dakwah terhadap masyarakat yang dilewatinya,” kata Brisman.

Sementara Ketua PDM Kota Yogyakarta, Aris Madani mengatakan ketoprak berdurasi dua jam ini akan ditampilkan di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta selama dua hari Rabu dan Kamis (24-25/12).
Untuk mementaskan ketoprak akbar ini membutuhkan dana sebesar Rp 163 juta dan seluruhnya berasal dari anggot Muhammadiyah.